Selasa, 26 September 2017

Kulitnya Kulitku


Pada suatu hari saya bersalaman dengan seseorang, dia menyambut dengan baik, tangannya hangat, rasanya seperti memegang tangan sendiri.
Ada yang tahu siapakah yang saya pegang?
A. Pacar
B. Teman
C. Ayah/ ibu
D. Suami
E. Anak

Coba tebak tangan siapa, bingung apa sangat bingung? pasti gak penting ya pertanyaannya, hehe... Jawabannya adalah suami, ingat ya bu guru selalu benar, kan yang bikin soal, hehehe....

Gini ya kalo pegang pacar rasanya pasti deg2an gak karuan, tapi kan gak boleh pacaran ya. Nah kalau pegang tangan teman, kalau temannya perempuan pasti rasanya ngiri kenapa tangan dia lebih halus, kalau teman laki-laki udah jelas jangan di pegang kan bukan mahram, kemudian kalau pegang tangan orangtua ko rasanya sedih gitu, karena belum bisa balas kebaikan mereka, kalau pegang anak rasanya selalu senang selalu ada harapan.

Tapi kenapa pas pegang tangan suami serasa pegang tangan sendiri berbeda ketika awal perjumpaan atau pada awal pernikahan dan sepertinya suamiku juga merasakan hal yang sama, kalau dulu di sentuh dikit aja rasanya wuaaaaahhhhh gimana gitu serasa ada listrik-listriknya, selalu ingin dekat, kulit ketemu kulit. Itulah suami istri yang sudah menempuh pernikahan selama bertahun-tahun, mungkin karena terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing, terlalu banyak rasa yang bercampur, seperti warna yang apabila semua warna warni di satukan akan menjadi satu warna, maka dari itu setiap pasangan harus pandai menjaga rasa agar hubungan tetap harmonis, jadi jangan ragu untuk saling menyentuh kan halal.

Sekarang ingat-ingat lagi kapan terakhir kali pegang tangan pasangannya dengan penuh perasaan dan cinta? kalau sekarang pasti lebih banyak pegang Gadget ya, "lagi-lagi saya yang disalahin" itu kalau gadgetnya bisa ngomong.

Betul apa betul??? Kalau rasa bisa saja berubah, mood juga kadang berubah, kadang komitmen yang sudah di pegang teguh juga bisa goyah karena pihak ketiga, biasanya sih ketika mulai timbul rasa bosan juga masalah yang bertubi-tubi muncul kepermukaaan, kalau masalah bosan, bukan cuman lelaki aja yang bosan, istri juga lho sama, bukan bosan dengan orangnya, tapi bosan dengan kondisi dan rutinitas yang itu-itu aja, nyuci lagi-nyuci lagi, nonton TV lagi, di rumah lagi, kayanya sih kurang piknik gatau juga karena kurang ibadah. 

Bukan hanya kulitnya yang terasa seperti kulitku, setiap gundahnya juga menjadi gundahku, sakitnya juga menjadi sakitku, bahagianya juga menjadi bahagiaku, mungkin inilah yang namanya ikatan batin, karena istri akan tahu jika ada yang tak beres dengan suaminya.


6 komentar:

Terimaksih telah berkunjung