Jumat, 24 November 2017

Kontrol Belanja Mainan Anak


Semua anak kecil tentunya doyan mainan ya, hampir setiap saat minta dibeliin mainan, terkadang kesal juga apabila mintanya sambil merengek terus-terusan, apalagi mintanya mainan yang mahal, kita sebagai orang tua sebetulnya ingin mengabulkan semua keinginan anak tentunya, namun perlu juga agak sedikit tega agar anak juga belajar bahwa setiap keinginan mereka tidak bisa selalu di penuhi karena suatu hal.

Kalau saya sebagai emak, lebih selektif dalam memilih mainan untuk Ardaffa, biasanya banyak pertimbangan seperti :
1. Bahannya aman atau tidak
2. Sesuai dengan umur atau tidak
3. Manfaat mainan
4. Keawetannya
5. Ada unsur edukasinya
6. Tidak berbahaya
7. Tidak murahan
8. Tidak mahal

Banyak kan pertimbangannya, jadi kapan belinya kalau begitu mak? 😂
"Maksudnya padahal biar kagak beli gitu, biar emak bisa nabung". Hihi, nabung juga buat anak juga soalnya sebentar lagi sekolah.
Berbeda dengan sang Bapak, biasanya kalau ayah tidak banyak pertimbangan, mau mobil-mobilan, mau pesawat atau mau Tablet, Hp ! yang penting anak senang dan gak rewel, kalau emak kan walaupun tidak banyak membelikan mainan tapi selalu ada untuk menemani anak bermain, itulah sebabnya banyak orang tua yang cekcok gara-gara mainan anak, karena sang suami malas berdiskusi dulu dengan istrinya, karena itu tadi banyak pertimbangan.

Memang kalau anak kecil gampang bosan dengan mainannya, maunya yang baru, ya gini kalau setiap jalan-jalan ke mall selalu melirik mainan yang di pajang, biasanya para emak menghindar atau menolak bila anak ingin melihat mainan yang di pajang, kalau saya justru sebaliknya senang mengajak anak ke toko mainan, lihat-lihat mainan terbaru, memang asyik kaya ke toko buku, di lihat aja, di pegang-pegang tapi gak beli.

Emang si anak ga pengen beli ya?

Tentu saja Ardaffa mau semuanya, tapi untungnya tidak sampai merengek, saya beri penjelasan kalau mainan di rumah banyak, masih bagus dan rumah juga jadi sempit karena penuh dengan mainan, di rumah pun seperti itu saya sering beri penjelasan yang berulang-ulang walau pada awalnya dia tak paham, untungnya sekarang keinginan untuk membeli mainan jadi berkurang, sepertinya saya dan anak memiliki kesamaan yang sama "puas hanya dengan melihat walaupun tidak memiliki". Nah ketika dia ngebet banget pengen mainan, biasanya saya mengalihkan keinginannya dengan mengganti membeli yang lain misalnya dengan membeli makanan kesukaannya seperti ice cream.

Ada tips nih dengan anak yang bosan dengan mainan lamanya, pilah mainan yang sudah tidak di mainkan di kemas lagi bisa dalam box atau kardus kemudian simpan dan jauhkan dari jangkauan anak-anak, setelah beberapa bulan buka lagi mainan yang di sembunyikan tadi, berikan pada anak, pasti anak rindu dengan mainannya dan mulai memainkannya lagi jangan lupa ingatkan anak agar merawat mainannya dengan baik juga ajak anak membersihkan mainannya, bisa dengan menggunakan tisu basah, dengan begitu mainan jadi awet siapa tahu bisa di berikan kepada adiknya kelak  atau orang lain jadi tidak cepat berakhir bersama rongsokan.



Sabtu, 18 November 2017

Weekend Seru di Rumah

Waktu masih musim panas ajah weekendnya di rumah melulu, apalagi sekarang sudah memasuki musim salju cair.

Untungnya anakku Ardaffa betah di rumah, asal di jajanin ice cream sama susu yang kemasannya silinder yang rasanya asam-asam manis berperisa buah-buahan yang di balik kemasannya ada stiker Boboiboy, ya ci adek emang lagi seneng ngumpulin stiker, nah biar tak di sembarang tempat nempelinnya maka saya sarankan untuk menempelkannya di buku gambar dan untungnya lagi anaknya nurut.

Setelah selesai menempel stiker kemudian dengan inisiatif sendiri, Ardaffa mulai menggambar corat-coret (istilah kerennya doodling) di buku gambarnya dengan crayon sambil sesekali menengok layar TV, sementara emaknya anteng di sumur dan di dapur, lumayan cukup lama dia asyik dengan kesibukkannya, setelah emak selesai dengan urusan dapur, santailah sedikit nonton tv sambil buka HP ngecek status dan notifikasi, siapa tahu ada yang kangen... He...

Kasian juga Ardaffa main sendiri, sesekali saya bertanya dia sedang gambar apa, dan dia menjawab dengan jawaban polosnya, tetiba jadi inget DIY bikin sablon di kaos pake crayon, langsung deh saya ajak Ardaffa untuk membuatnya, saya suruh dia bawa kaos warna biru muda kemudian dengan sigap dia bangkit dari duduknya untuk mengambil bajunya, dia memang hafal satu-satu warna sekaligus gambar yang ada di bajunya. lalu saya suruh bawa setrika, dia pun mau, "de ambilin mama minum" eh nurut juga 😁 , nah yang paling susah tuh di suruh beresin mainan yang habis dia acak-acak, harus ada fee baru mau.

Untuk memulai menyablon, pertama saya ambil kertas HVS kemudian membuat pola gambar dengan crayon dan di tebalkan gambarnya, setelah selesai tempel kertas di kaos kemudian di setrika.
..
......
...
..
...

Taaaa dAaaaaa....
..
"Mah gambarnya mana?" Sambil sesekali ikut mengerakkan setrika

"Bentar dek, setrikanya sebentar lagi"

Kemana ya gambarnya !, gambar crayonnya tidak menempel di baju hanya muncul bayangan samar-samar saja, wah gimana ini.... yah gagal. mungkin keliru ambil kertas. "Terus pakai kertas apa dong !, hik".

Tapi mama gak nyerah, muter otak dikit, langsung deh muncul ide buat gambar langsung di baju pake crayon dengan mengikuti pola bayang-bayang yang tadi, setelah selesai beri alas kertas kemudian setrika, sekarang lumayan lah ada hasilnya, tapi tidak yakin apa gambar tersebut akan bertahan setelah di cuci, ya tidak apa-apalah yang penting kita hepi ya.

Habis ini ngapain ya dek, lanjut nonton tv lagi yah, banyak kartun ini, mulai besok aja kita belajarnya dan main di luar, besok kita beli ice cream lagi ya 😂

  • Doodle di kaos


Minggu, 12 November 2017

Sahabat Dunia Akhirat

Waktu ku kecil mendapat teman itu semudah memetik bunga dihalaman sendiri, begitu juga waktu dulu sekolah dan ketika dulu masih bekerja, walakin aku yang seorang introvert, alhamdulillah dapat teman juga pada baik-baik semua belum pernah mengalami yang namanya makan makan teman bahkan aku yang sering merepotkan semuanya.

Namun tak selamanya pertemanan bisa bertahan selamanya, ada banyak faktor misalkan karena situasi dan kondisi tertentu, seperti saat mulai masuk sekolah, maka seringnya kita berinteraksi dengan teman sekolah, begitu masuk kuliah seringnya berinteraksi dengan teman kuliah, begitu juga saat memasuki dunia kerja, ada teman baru yang melengkapi dan teman lama yang pergi kecuali sahabat.

Sungguh masa-masa yang paling indah, serunya bermain, susah senang ketika mengerjakan tugas kelompok, jalan-jalan bareng semuanya mulai kurindukan setelah meninggalkan dunia sekolah, dunia kerja, meninggalkan waktu atau lebih tepatnya waktu yang meninggalkanku dengan cepat, meninggalkan semuanya demi untuk kehidupan baruku sekarang mendampingi suami dan merawat buah hati.

Namun sekarang mendapat teman baru rasanya sedang tidak ingin apalagi sekarang bertempat tinggal di lingkungan asing, walaupun baru satu tahun tinggal di daerah Bekasi, belum kenal dengan tetangga, kalau bertemu pun hanya senyum saja, bukannya tak ingin tapi lebih baik menenggelamkan diri dengan kesibukan di dalam rumah dan berkawan tembok, entah kenapa memang lebih nyaman seperti itu untuk saat ini.

Berjumpa dengan kawan lama pun kian kurang mudah, perlahan-lahan komunikasi mulai berkurang dan grup whats app yang berisikan teman-teman seperjuangan waktu kuliah pun mulai hening, memang semuanya sibuk dengan urusan masing-masing dan aku pun demikian adanya.

Namun ada seorang teman waktu SMA sampai sekarang masih peduli kepadaku bahkan aku yakin dia selalu menyelipkan namaku diantara doanya, walaupun kini jarak yang memisahkan dan komunikasi yang terbatas, kami masih saling berbalas SMS, ya sesuatu yang sudah mulai di tinggalkan manusia zaman sekarang, dimana gawai sudah berbasis sistem operasi namun temanku memilih memakai gawai yang jadul, bukan tak mampu membeli atau tidak melek teknologi sepertinya dia juga sengaja menjauhi hal yang menurutnya kurang bermanfaat apalagi hubungan orangtuanya tercerai berai di usia yang tak lagi muda akibat penyalahgunaan gawai yang konon katanya sudah canggih dan memudahkan komunikasi.

Sedih mendengar kisah pilu temanku yang orangtuanya sudah bercerai, namun dia tidak banyak berkeluh kesah, dia juga maklum akan keadaan dan tidak menyalahkan kedua orangtuanya karena dia juga sudah berkeluarga, kini dia fokus untuk membahagiakan ibunya sekarang, luar biasa bukan, begitulah orang dewasa, berbeda jika anak-anak yang mengalami hal serupa kedua orangtuanya bercerai, kemungkinan sang anak tidak dapat menerima dan berakhir dengan mendapati luka yang tak kunjung usai.

Semoga sahabatku selalu dilimpahi keberkahan dalam hidupnya, semoga kami cepat bertemu kembali, sahabat sepertimu tak akan kulepaskan, apalagi sahabatku ikut andil dalam prosesku mendapat hidayah, sahabat dunia akhirat, semoga saja. Aamiin

Ternyata memang benar punya satu teman yang mengajak kepada kebaikan lebih baik daripada punya banyak teman yang suka traktir, bercanda haha hehe tapi membuatku lupa pada akhirat.

"Gawai mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat"



Jumat, 03 November 2017

Mulai Membaca Lagi

Memiliki anak yang gemar membaca, rajin belajar juga penurut merupakan dambaan setiap orang tua, namun jangan sampai hal tersebut hanya menjadi sebuah harapan dan angan-angan saja yang berakhir dengan sebuah tindakan memerintah atau pemaksaan kepada anak agar menjadi persis apa yang kita inginkan.

Sebagai orang tua harusnya sadar, kalau anak akan mencontoh setiap perilaku yang lihatnya secara langsung, jika kita ingin anak kita menjadi seorang hafiz Al-quran tentunya tidak cukup hanya berdoa saja, coba lihat para hafiz cilik yang muncul di TV, lihatlah orang tuanya pasti juga penghafal Al-quran atau sering membaca Al-quran paling tidak menghadirkan guru ngaji di rumahnya. Jadi bersegeralah tinggalkan TV atau Gawai sejenak dan mulailah membiasakan diri membaca.

Nah ini juga yang saya harapkan dari anak agar menjadi seseorang yang gemar membaca, tidak menjadi hafiz pun tidak apa-apa yang penting dekat dengan Al-quran dan tidak alergi dengan yang namanya buku, ya dari dulu dari zaman SD saya sudah tahu buku merupakan jembatan ilmu, namun karena tahunya cuman buku pelajaran jadinya bosan dan sering mengabaikan yang namanya buku, bahkan bagi saya buku merupakan barang mewah yang tidak sanggup saya beli.

Bukan tidak ada uang, namun merasa sayang kalau harus beli, ah nanti juga habis di baca satu kali lalu di simpan di gudang, namun sekarang baru sadar kenapa gak dari dulu beli buku, walau hanya jadi pajangan tapi bisa membuat rindu ingin membacanya lagi dan ternyata buku juga bisa diwariskan ke anak cucu atau di sumbangkan syukur-syukur bila kita bisa menulis dan tulisannya bisa di bukukan.

Luar biasa bukan, meskipun sekarang udah zamannya serba digital, serba banyak yang gratis mulai dari e-book sampai aplikasi, namun ada perbedaan rasa membaca lewat Gawai dan melalui buku, kalau membaca lewat Gawai biasanya cepat membuat mata cepat lelah juga tidak fokus karena akan banyak gangguan seperti tiba-tiba muncul notifikasi pesan yang membuat kita cepat-cepat ingin membukanya, setidaknya itu yang saya rasakan sendiri.

Untuk saat ini buku yang saya miliki berupa tabloid dan majalah-majalah resep masakan, itu pun semuanya saya dapatkan gratis hasil dari pemberian suami, terus ada buku "KANGEN RAMADHAN LAGI" dikasih gratis sama Ust. Arafat, udah cuman itu aja, oiya dulu juga pernah beli buku karya Aam Amirudin, saya beli satu yang ukurannya kecil dan tipis. Padahal ayah saya adalah seorang yang gemar membaca lho, bukunya saja sampai ada satu rak penuh, bukunya hampir semuanya bertuliskan bahasa arab dan bahkan saya tidak penasaran untuk membacanya. Astagfirullah (tepok jidat)

kenapa tidak, bila saya mejadikan membaca sebagai hobi baru, mungkin membeli beberapa buku, mungkin novel, saya belum pernah baca novel secara utuh, novel yang pertama saya baca adalah novel "Dilan" karya Pidi Baiq, itu pun berupa e-novel yang di kirim oleh teman, sejak saat itu jadi tertarik dengan novel, namun bingung mau beli novel apa, akhirnya saya menemukan novel "BIDADARI UNTUK DEWA" karya Asma Nadia yang saya dapatkan informasinya dari internet, lebih tepatnya dari channel Telegramnya Dewa Eka Prayoga yaitu seorang motivator juga pebisnis,  nanti saya bikin review bukunya kalau sempat ya, soalnya belum pernah nge-review buku maklum lagi berjuang untuk khatam (masih dalam proses baca).

Ya ampun kemana saja saya selama ini, ada begitu banyak buku yang bagus, ada sejarah yang belum saya ketahui, bahkan baru tau sekarang penulis novel Asma Nadia yang novelnya sering di jadikan film, juga banyak penulis lainnya yang karyanya luar biasa menginspirasi seperti ippho santosa, Dewa Eka Prayoga, Helvy Tiana Rosa, Tere Liye, Ust. Nasrulloh dan masih banyak lagi, kalau dulu sih waktu sekolah zaman SMA taunya penulis Mira W dan penulis puisi WS Rendra.