Jumat, 22 September 2017

Hijrahnya Seorang Suami

Di rumah aku memiliki TV LED yang lumayan besar untuk ukuran ruang tamu, sehingga bisa menonton seolah-olah aku ada dalam TV tersebut, aku dan keluarga kecilku sering menghabiskan waktu dengan menonton tv.

Oiya kenalan dulu, namaku sucipto waringin, panggil saja cipto dan aku seorang karyawan swasta yang ramah, baik hati dan banyak teman, ya semua itu karena berhubungan dengan pekerjaanku sebagai Humas, aku memiliki satu istri dan seorang anak laki-laki yang menggemaskan dan usianya kini 5 tahun.

Nyambung dari kebiasaan kami yang sering menghabiskan liburan dengan nonton tv, sebenarnya aku tahu tidak bagus juga nonton tv bagi anak, seringkali istriku selalu mengingatkan anakku untuk menjauh dari tv namun istriku sendiri sering nonton tv paling depan dekat dengan layar terutama ketika nonton film barat, ya aku tahu istriku tidak suka sinetron, ya ampun mungkin mata istriku bertambah minusnya, namun selama ini aku bersikap acuh terhadap keadaan istriku, padahal aku tahu kacamatanya patah dua tahun yang lalu sama si adek.

Ada banyak hal yang telah ku abaikan dari istriku, ya aku baru sadar sekarang, seringkali aku merasa istriku berkelakuan buruk terhadapku sehingga aku tidak merasa bahagia, seperti dia sering diam, kalau dipikir lagi ternyata aku yang yang tidak pernah bertanya bahkan untuk berbasa basi dengannya, aku pun sering kecewa ketika waktu tidur dia biasanya tidur lebih dulu bahkan sampai terdengar suara ngoroknya, entah kenapa setiap pulang kerja rasanya terlalu lelah untuk mendengarkannya bahkan ada pertanyaan darinya yang aku abaikan karena asyik membalas beberapa pesan dua Gadgetku, berbasa-basi dengan teman kerja juga saling berbalas komentar haha hehe di beberapa media sosial dan itu cukup menghibur.

Rasanya aku yang paling capek, istriku enak-enakan ada di rumah, sempat berpikir andai saja istriku mau membantu keuangan keluarga, tidak harus kerja di luar yang penting usaha kecil-kecilan misalnya jualan online seperti wanita-wanita lain meski sudah berkeluarga, ah apa yang kupikirkan padahal tanggung jawab biaya rumah tangga ada di pundakku.

Apa yang sudah kuberikan pada istriku selama ini, bahkan untuk biaya sehari-hari aku memberikan sedikit sisa gajiku yang sudah di potong cicilan dan kartu kredit, jarang membawanya keluar rumah, bahkan seingatku terakhir mengajaknya nonton di bioskop pada waktu pacaran dulu, padahal selama ini aku sering menonton dengan teman-temanku bahkan pergi karaoke.

Ya jujur terkadang aku malu ketika berjalan dengannya, dibandingkan dengan dulu waktu masih pacaran, aku tak segan memegang tangannya dengan erat seakan aku ingin memberi tahu pada semua orang, dia ini calon istriku, aku tahu penampilannya sedikit berubah mungkin juga karena alat kontrasepsi yang dia pakai.

Pernah ku perhatikan ketika kami pergi dia hanya membawa tas yang sama, aku ingat dia membuat tas itu sendiri dari sisa kulit pembungkus kursi waktu di perbaiki, andai saja dia mau bilang ingin beli tas, maka akan aku belikan, ya allah sedih istriku juga tidak pernah ku belikan sepatu lagi, saat pergi olahraga jalan pagi dia hanya memakai sandal sedangkan aku dan anakku memakai sepatu. Bukan itu saja sendalnya pun awet yang kubelikan dua tahun lalu.

Istriku memang tidak cantik, makanya aku tidak pernah memujinya, kalau bilang cantik kan bohong ya, karena aku tahu istriku tidak suka bila di bohongi, aku kan orangnya jujur....... Betapa tega diriku ini..

Mulai besok aku akan merubah sikapku menjadi lebih baik, menjadi suami yang melindungi juga tak akan jemu memanjakan dirinya dan menjadi ayah yang baik..... ya ini adalah tahun baru hijriah, aku ingin berubah menjadi lebih peka.

Met tahun baru hijriah......


2 komentar:

  1. andai semua suami seperti @Mia, saling menyadari, saling melengkapi, semoga samara, amin

    BalasHapus

Terimaksih telah berkunjung