Senin, 22 Mei 2017

Dapat Buku Gratis


Pagi tanggal 8 Mei 2017 ku dengar nada notifikasi dari ponselku, setelah dibuka ada pesan di telegram dari Pak Ustadz Arafat, beliau merupakan seorang guru dan motivator bagi saya dan saya mendapat ilmu-ilmu kehidupan lewat channel telegram @arafat_channel. Sungguh saya tak menduga dan setengah kaget juga dapat pesan japri dari beliau, katanya ingin memberi buku hasil tulisannya, adapun pesan yang beliau sampaikan seperti ini 


Padahal saya tidak mengenal beliau secara langsung dan bahkan beliau tidak mengenal saya, namun beliau bisa berbagi dengan cuma-cuma dan saya hanya bertanya masa gratis ? dan beliau menjawab dengan enteng "gpp. saya senang berbagi aja", saya pun tak panjang lebar bertanya alasannya kenapa, kalau banyak tanya tar tidak jadi di beri.he... sungguh saya tak bisa membalas kebaikannya, mungkin hanya doa untuk beliau dan keluarganya.

Saya memang sebelumnya tertarik dan ingin membeli bukunya pak ustadz Arafat  yang berjudul "KANGEN RAMADHAN LAGI", agar ramadhan kami kali ini bisa lebih baik lagi dari ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Sebenarnya pada awalnya saya berniat ingin memberikan buku tersebut pada suami sebagai hadiah menjelang ramadhan.

Kalau kata anak zaman sekarang, "da aku mah apa atuh rekening juga ga punya, ke Bank juga jauh". Hehehe... Sebelumnya saya menghubungi pihak admin buku, untuk menanyakan apakah lokasi penjualan dekat dengan rumah saya, jika memungkinkan bisa beli secara offline, mengingat kalau tidak salah Pak Ustadz Arafat tinggal di Bekasi, ternyata pencetakan dan pengiriman buku dari Jakarta, ternyata jauh, tidak jadi beli deh, mungkin lain kali, waktu itu harganya masih harga promo Rp. 65.000, harga normalnya Rp. 85.000.

Mungkin karena hal tersebut saya jadi dapat buku gratis, jadi malu sekaligus senang dan sekarang tanggal 18 Mei 2017 buku Kangen Ramadhan Lagi sudah ditangan, di terima pada siang hari melalui kiriman paket, Sekarang bukunya belum di buka mau di bungkus pakai kertas kado, semoga suami bisa menerimanya dan senang karenanya. Nanti saya baca setelah suami membacanya atau mungkin kita bisa membaca sama-sama. Terimakasih pak Ustad Arapat.

Semoga yang baca tulisan ini juga termasuk seseorang yang kangen Ramadhan.

Buku "KANGEN RAMADHAN LAGI" ini juga ada versi ebook-nya bisa di download di kangenramadhan.com

Berdasarkan info terbaru katanya tidak menerima pemesanan buku lagi, karena sudah hampir mendekati ramadhan dan buku yang di cetak kemarin mencapai 1300 eks. Beruntung sekali bisa dapat buku ini, Alhamdulillah.

Buku Kangen Ramadhan Lagi



Rabu, 17 Mei 2017

Tertipu Dongeng

Hal yang paling kuingat bersama ibu waktu masih kecil adalah cerita sebelum tidur, beliau sering menceritakan kisah tentang para Nabi, sangat senang mendengarnya, ada lagi dongeng sinderela, putri salju, timun mas, sangkuriang, malin kundang dan dongeng yang paling kusuka adalah dongeng sakadang kuya jeung sakadang monyet (seekor kura-kura dan seekor monyet), saking sukanya terkadang dongeng tersebut di ulang-ulang, sampai ibu agak kesal karena aku sering meminta di ceritakan dongeng saat mau tidur.

Sejak saat itu jadi suka cerita-cerita fiksi, fantasi dan  senang nonton film kartun. Kalau zaman dulu di rumah punya tv 14'' masih hitam putih dan acaranya pun cuman ada TVRI, masih ingat dulu ada tayangan film dari luar negeri, ya mirip-mirip drama musikal tentang dongeng Putri Salju, Cynderela, Rapunzel, Beauty and the beast, Jack dan kacang ajaib, Aladin, putri tidur, kisah putri dan kacang polong, Puss in boot, Putri duyung, hansel and gretel. Sampai sekarang pun saya masih suka film kartun, film fantasi dan tidak suka nonton sinetron.

Semua cerita tersebut memiliki kesamaan pada akhir kisahnya yaitu happily ever after (bahagia selamanya) terutama cerita tentang para putri yang bertemu dengan pangerannya dan berakhir dengan pernikahan dan bahagia selamanya, kecuali kisah putri duyung yang kisah cintanya berakhir dengan pengorbanan menjadi buih di lautan.

Tanpa sadar semua kisah tersebut terunduh dan membangkitkan imajinasi kemudian di terapkan dalam kehidupan nyata, kemudian timbullah keinginan atau angan suatu saat nanti bisa menemukan seorang pangeran yang tampan, gagah, berani, baik hati dan setia, kemudian menikah dan hidup bahagia selamanya. Selain itu juga berimajinasi memiliki kekuatan super juga hal yang menyenangkan.

Begitu naif, sampai terbawa-bawa sampai dewasa. kehidupan nyata ternyata tak seindah apa yang di ceritakan dalam sebuah dongeng, tidak sesederhana dan seindah kisah sang putri dan pangeran.

Kehidupan rumah tangga memang penuh rintangan dan tantangan, sangat mungkin terjadinya konflik atau bahkan perbedaan pendapat, namun dengan adanya komitmen untuk sama-sama saling menguatkan dan menjaga keutuhan, semua masalah dapat teratasi.

Andai dari awal aku tak terlalu terpengaruh dengan cerita cerita dongeng putri dan pangeran dan hanya menganggap dongeng tersebut sebagai pengantar tidur saja, mungkin tak akan terlalu berharap kehidupan pernikahan akan selalu mulus dan tidak terlalu shock dengan masalah yang timbul dengan tiba-tiba. Memang terlambat tapi masih bisa menyesuaikan dengan keadaan sekarang.

Bagaimanapun dongeng tersebut tak menceritakan kehidupan setelah pernikahan, dan kisah yang patut di teladani adalah kisah para nabi dan rasul, dimana kisah kehidupan dalam rumah tangga pun ada kisahnya dan nyata. Namun para orang tua jarang menceritakan kisah para Nabi entah karena kurang tahu kisahnya atau merasa anak hanya perlu cerita-cerita yang menyenangkan. Beruntung zaman sekarang sudah banyak buku-buku cerita untuk anak-anak yang menanamkan moral dan nilai dalam kehidupan baik yang bersifat islami atau umum jadi tak melulu hanya dogeng yang berasal dari barat.

Karena sekarang posisi saya sebagai orangtua, harus bisa memantau tumbuh kembang anak, jangan sampai mengalami hal sama. Dongeng itu memang bagus untuk perkembangan otak anak, namun perlu penjelasan juga kalau dongeng hanya dongeng saja, di jelaskan apa saja hikmahnya di dalam dongeng tersebut, selain itu mungkin harus mendampingi anak ketika nonton kartun, kalau bisa membiasakan anak agar gemar membaca dan mengurangi nonton tv.

Teori dan rencananya memang bagus, tapi prakteknya yang susah, saya tiap waktu ada di rumah namun banyak waktu tersita oleh pekerjaan rumah, dan kadang kesal juga masih ditanyain, di rumah ngapain aja?...... Wannacry

Gambar diambil dari google

Jumat, 12 Mei 2017

Kecanduan Anak pada Gadget

Kalau ayah biasanya kasih sayangnya lebih kepada memberi kebebasan pada anak di banding ibu yang lebih cenderung melindungi, biasanya ayah ini kurang bisa mengajak anak kecil main dan lebih suka melihat anak tanpa rewel dan tangisan, jadilah sang ayah mengalihkan perhatian anak dengan memberi banyak mainan kepada anak salah satunya adalah meminjamkan Gadget, Sudah bisa di tebak kan, siapa yang lebih sering membelikan mainan untuk anak, terutama mainan yang mahal ? Hehe.. ini karena sang ibu ngiri jarang di beliin hadiah

Kalau saya sebagai ibu berusaha untuk tidak meminjamkan Gadget pada anak, walaupun Hp saya sudah termasuk canggih saya tidak menginstal aplikasi Game, sehingga jarang rebutan Hp sama anak, walaupun saya juga sebenarnya penggemar Games dan ini juga sebagai pembiasaan diri agar tidak jadi phubbers (orang yang gila Gadget sehingga mengabaikan orang yang ada disekitarnya).

Dulu Ardaffa pernah kecanduan Game di hp sekitar umur 3th selama beberapa bulan, sebenarnya saya kurang setuju jika Ardaffa main Hp, tapi sebenarnya kecanduan anak pada Gadget merupakan salah orang tua. Kalau dulu ayahnya sering meminjamkan Hp-nya dan mengajarkan Ardaffa main Game dan nonton Youtube dan saya pun membiarkannya, apa yang terjadi selanjutnya, anak jadi rewel karena selalu ingin main Game atau nonton Youtube setiap ayah pulang kerja dan kalau sudah pegang Hp, berjam-jam tuh main Game, susah di atur, sering tidur tengah malam, bahkan di panggil namanya pun, dia tidak nengok dan ketika jalan-jalan keluar, maunya main game, jadi tidak bisa menikmati kebersamaan walaupun lagi makan di satu meja.

Jujur saya sudah kesal dan beberapa kali mengingatkan suami akan bahaya Hp namun seringkali di cuekkin, pada akhirnya suami mungkin juga kesal karena selalu rebutan HP sama anak dan berencana membelikan tablet untuk Ardaffa, namun saya tolak dan memberi saran agar semua Game di hapus.

Hore... Semua Game nya sudah di hapus, ketika Ardaffa meminjam Hp ayah, dia cuma bertanya-tanya Game-nya mana, untuk mengurangi kekesalannya saya instal satu game di Hp saya dan mengijinkannya bermain game, setelah itu ya Ardaffa sering main Game di Hp saya dan lama-lama dia bosan main, karena cuma ada Satu game saja nah saat itu saya hapus Game-nya, walaupun sesekali dia bertanya kemana Gamenya, sekarang Ardaffa sudah lupa dengan Game di Hp, dan tidak pernah rewel ingin main Hp.

Begitulah kalau ada niat di hati para orangtua untuk menghentikan kebiasaan anak harus ada tindakan, jangan melakukan pembiaran agar nantinya tidak menyesal di kemudian hari, walaupun sekarang Gadget merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua usia mulai dari bayi sampai usia lanjut namun saya berusaha menunda waktu sampai anak bisa bijak menggunakan perangkat tersebut, karena waktu terlalu berharga kalau dihabiskan dengan main Gadget, ada banyak hal seru untuk dilakukan bersama. 

Perjuangan untuk menjauhkan anak dari Gadget tidak sampai di situ, seringkali timbul masalah lain ketika Ardaffa bermain dengan sodara sepupu yang seumuran dengannya, ketika bermain bukannya main bersama, sepupunya malah asyik main Hp ibunya, pada mulanya Ardaffa hanya memperhatikan Game yang dimainkan namun lama-lama Ardaffa mulai merajuk dan ingin meminjam Hp sepupunya... Harus ekstra sabar pemirsa.... Setelah sepupunya pulang sikap Ardaffa biasa lagi, tak tertarik dengan Hp dan bermain seperti biasanya...

Berdasarkan pengalaman, inilah perkembangan perilaku pada Ardaffa yang sekarang tanpa Gadget :

  1. Main sendiri dengan mainannya,
  2. Tidak rewel,
  3. Bawel,
  4. Kemampuan bicara meningkat, sering ngajak ngobrol saya atau ayahnya,
  5. Banyak bertanya, selalu ingin tahu apa yang dilakukan saya,
  6. Mengajak saya bermain bersama (ngajak main mobil-mobilan,
  7. Marah ketika saya terlalu asyik main HP dan Ardaffa pun menyuruh untuk menyimpan HP yang saya pegang,
  8. Lebih peka dengan keadaan di sekitarnya,
  9. Nafsu makan meningkat,
  10. Tidur di awal waktu.
Perjuangan masih panjang, terimakasih suamiku yang telahendukung.

Sebetulnya seorang ibu tidak keberatan jika harus terus menemani anak bermain bersama atau membersamainya sepanjang waktu tanpa jeda, tapi untuk perkembangan anak ada baiknya ayah juga ikut berperan serta, bukan hanya sekedar memberi kebutuhan primer dan sekunder anak, tapi kebutuhan rohani sang anak. Bisa jadi juga sebalikna hal ini dilakukan oleh ibu yang bekerja di luar atau ibu yang punya bisnis online pasti sering pegang gadgetnya daripada anaknya, atau jangan-jangan juga lebih sering pegang gadget daripada pasangannya... 

Apa susahnya ketika sepulang kerja, simpan dulu Gadgetnya, rehat sejenak dari sosial media, stop dulu baca berita mengenai politik, apa tak pusing nonton politik di tv sambil baca berita politik di internet. 

Lebih baik mengajak anak ngobrol ringan, bertanya tentang kegiatan anak sepanjang hari, membangun kepercayaan diri anak dan tak mendiamkannya kan kasian, sedari ayah atau ibu berangkat kerja anak ini nanya terus mana ayah, mana ibu, ko belum pulang, tapi setelah ayah atau ibu pulang justru si anak berbalik cuek, yang tadinya di siang bersama ibunya atau neneknya bawel, banyak nanya, ketika bersama ayah atau ibu menjadi pendiam.

Jelas ini anak merasa ada jarak dengan ayah atau ibunya, merasa sungkan dan malu, tapi kalau minta jajan tidak malu, penyelesaiannya bagaimana, ya orang tuanya yang harus merubah sikapnya terhadap anak, jangan sampai anaknya keburu gede baru nyadar.

Gadget memang benda mati, tanpa ada pengendalian diri bisa jadi kita yang dikendalikan oleh benda tersebut. 



Selasa, 02 Mei 2017

Foto yang Hilang

Tiba-tiba saja laptop-nya crash
Tiba-tiba hardisknya yang rusak
Tiba-tiba harus beli harddisk baru

Semuanya begitu cepat terjadi, tak sempat kuselamatkan data-data yang penting didalamnya, terutama foto-foto kenanganku dan suami dan foto perkembangan Ardaffa sewaktu bayi.

Berbagai cara mulai ku usahakan untuk memperbaiki hardisk yang rusak dan berharap data di dalamnya bisa di selamatkan, mulai dari tanya di grup Wa sana sini, tanya teman dan mendatangi tukang service laptop namun katanya hardisknya memang sudah rusak dan tidak bisa di selamatkan datanya. Namun ada teman yang memberi tahu mungkin ada harapan jika mendatangi tukang recovery Harddisk.

Ooh.. ada tukang recovery !! Baru tahu...  mungkin tukang service sama tukang recovery beda ya, kalau begitu harus cari dulu tukang recover...

Jika hanya sekedar flasdisk atau kartu memory HP yang rusak atau hilang datanya, aku sendiri masih bisa menyelamatkan datanya dengan menggunakan aplikasi GDB (Get Data Back) tapi harddisk yang sekarang rusak parah, ketika menggunakan kabel USB tidak terdeteksi di layar.

Ketika semua foto-foto hilang memang bikin sesak dan sekarang aku mulai membayangkan dan mengingat-ingat wajah, tangan, kaki dan tubuh mungilnya anakku yang baru lahir, aku tak ingin lupa saat-saat itu, aaaarrrggg..... Begitu kecil, lucu dan menggemaskan, senyum kecilnya, tawa mungilnya, saat dimana Ardaffa mulai mencoba menggerakan badannya, berusaha memiringkan tubuh dan tengkurap, mulai mengangkat kepala, menopang badan dengan tangannya, merangkak, belajar duduk dan belajar berjalan, aku merindukan semua itu.

Lihat bagaimana semua kenangan dalam bentuk file jpg itu hilang dengan tiba-tiba, semua sudah takdir, semua Allah yang ngatur, aku jadi ingat mati, mati itu tak bawa apa-apa, betapa banyak foto yang di punya, ribuan foto yang di upload di Sosial Media tak akan di bawa mati, semua akan sia-sia mungkin jadi kenangan untuk satu sampai tiga generasi keturunan dan selanjutnya akan di lupakan, suatu saat Sosmed akan menghapus akun kita, jadi ingat akun friendster yang dulu, begitu banyak foto yang di upload di sana dan sekarang kan sudah di hapus dan telah lama punah.

Sekarang ikhlaskan saja apa yang sudah hilang, toh semua kenangan masih ada di kepala, masih bisa mengingat, mungkin nanti seiring bertambah usia ingatan mulai memudar tapi tak mengapa, yang penting fokus dengan dirimu yang sekarang nak dan membuat kenangan baru lagi dan tak lupa belajar dari pengalaman yang lalu, segera BackUp data di tempat yang aman.

Ardaffa. April 2017