Jumat, 03 November 2017

Mulai Membaca Lagi

Memiliki anak yang gemar membaca, rajin belajar juga penurut merupakan dambaan setiap orang tua, namun jangan sampai hal tersebut hanya menjadi sebuah harapan dan angan-angan saja yang berakhir dengan sebuah tindakan memerintah atau pemaksaan kepada anak agar menjadi persis apa yang kita inginkan.

Sebagai orang tua harusnya sadar, kalau anak akan mencontoh setiap perilaku yang lihatnya secara langsung, jika kita ingin anak kita menjadi seorang hafiz Al-quran tentunya tidak cukup hanya berdoa saja, coba lihat para hafiz cilik yang muncul di TV, lihatlah orang tuanya pasti juga penghafal Al-quran atau sering membaca Al-quran paling tidak menghadirkan guru ngaji di rumahnya. Jadi bersegeralah tinggalkan TV atau Gawai sejenak dan mulailah membiasakan diri membaca.

Nah ini juga yang saya harapkan dari anak agar menjadi seseorang yang gemar membaca, tidak menjadi hafiz pun tidak apa-apa yang penting dekat dengan Al-quran dan tidak alergi dengan yang namanya buku, ya dari dulu dari zaman SD saya sudah tahu buku merupakan jembatan ilmu, namun karena tahunya cuman buku pelajaran jadinya bosan dan sering mengabaikan yang namanya buku, bahkan bagi saya buku merupakan barang mewah yang tidak sanggup saya beli.

Bukan tidak ada uang, namun merasa sayang kalau harus beli, ah nanti juga habis di baca satu kali lalu di simpan di gudang, namun sekarang baru sadar kenapa gak dari dulu beli buku, walau hanya jadi pajangan tapi bisa membuat rindu ingin membacanya lagi dan ternyata buku juga bisa diwariskan ke anak cucu atau di sumbangkan syukur-syukur bila kita bisa menulis dan tulisannya bisa di bukukan.

Luar biasa bukan, meskipun sekarang udah zamannya serba digital, serba banyak yang gratis mulai dari e-book sampai aplikasi, namun ada perbedaan rasa membaca lewat Gawai dan melalui buku, kalau membaca lewat Gawai biasanya cepat membuat mata cepat lelah juga tidak fokus karena akan banyak gangguan seperti tiba-tiba muncul notifikasi pesan yang membuat kita cepat-cepat ingin membukanya, setidaknya itu yang saya rasakan sendiri.

Untuk saat ini buku yang saya miliki berupa tabloid dan majalah-majalah resep masakan, itu pun semuanya saya dapatkan gratis hasil dari pemberian suami, terus ada buku "KANGEN RAMADHAN LAGI" dikasih gratis sama Ust. Arafat, udah cuman itu aja, oiya dulu juga pernah beli buku karya Aam Amirudin, saya beli satu yang ukurannya kecil dan tipis. Padahal ayah saya adalah seorang yang gemar membaca lho, bukunya saja sampai ada satu rak penuh, bukunya hampir semuanya bertuliskan bahasa arab dan bahkan saya tidak penasaran untuk membacanya. Astagfirullah (tepok jidat)

kenapa tidak, bila saya mejadikan membaca sebagai hobi baru, mungkin membeli beberapa buku, mungkin novel, saya belum pernah baca novel secara utuh, novel yang pertama saya baca adalah novel "Dilan" karya Pidi Baiq, itu pun berupa e-novel yang di kirim oleh teman, sejak saat itu jadi tertarik dengan novel, namun bingung mau beli novel apa, akhirnya saya menemukan novel "BIDADARI UNTUK DEWA" karya Asma Nadia yang saya dapatkan informasinya dari internet, lebih tepatnya dari channel Telegramnya Dewa Eka Prayoga yaitu seorang motivator juga pebisnis,  nanti saya bikin review bukunya kalau sempat ya, soalnya belum pernah nge-review buku maklum lagi berjuang untuk khatam (masih dalam proses baca).

Ya ampun kemana saja saya selama ini, ada begitu banyak buku yang bagus, ada sejarah yang belum saya ketahui, bahkan baru tau sekarang penulis novel Asma Nadia yang novelnya sering di jadikan film, juga banyak penulis lainnya yang karyanya luar biasa menginspirasi seperti ippho santosa, Dewa Eka Prayoga, Helvy Tiana Rosa, Tere Liye, Ust. Nasrulloh dan masih banyak lagi, kalau dulu sih waktu sekolah zaman SMA taunya penulis Mira W dan penulis puisi WS Rendra.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimaksih telah berkunjung