Minggu, 12 November 2017

Sahabat Dunia Akhirat

Waktu ku kecil mendapat teman itu semudah memetik bunga dihalaman sendiri, begitu juga waktu dulu sekolah dan ketika dulu masih bekerja, walakin aku yang seorang introvert, alhamdulillah dapat teman juga pada baik-baik semua belum pernah mengalami yang namanya makan makan teman bahkan aku yang sering merepotkan semuanya.

Namun tak selamanya pertemanan bisa bertahan selamanya, ada banyak faktor misalkan karena situasi dan kondisi tertentu, seperti saat mulai masuk sekolah, maka seringnya kita berinteraksi dengan teman sekolah, begitu masuk kuliah seringnya berinteraksi dengan teman kuliah, begitu juga saat memasuki dunia kerja, ada teman baru yang melengkapi dan teman lama yang pergi kecuali sahabat.

Sungguh masa-masa yang paling indah, serunya bermain, susah senang ketika mengerjakan tugas kelompok, jalan-jalan bareng semuanya mulai kurindukan setelah meninggalkan dunia sekolah, dunia kerja, meninggalkan waktu atau lebih tepatnya waktu yang meninggalkanku dengan cepat, meninggalkan semuanya demi untuk kehidupan baruku sekarang mendampingi suami dan merawat buah hati.

Namun sekarang mendapat teman baru rasanya sedang tidak ingin apalagi sekarang bertempat tinggal di lingkungan asing, walaupun baru satu tahun tinggal di daerah Bekasi, belum kenal dengan tetangga, kalau bertemu pun hanya senyum saja, bukannya tak ingin tapi lebih baik menenggelamkan diri dengan kesibukan di dalam rumah dan berkawan tembok, entah kenapa memang lebih nyaman seperti itu untuk saat ini.

Berjumpa dengan kawan lama pun kian kurang mudah, perlahan-lahan komunikasi mulai berkurang dan grup whats app yang berisikan teman-teman seperjuangan waktu kuliah pun mulai hening, memang semuanya sibuk dengan urusan masing-masing dan aku pun demikian adanya.

Namun ada seorang teman waktu SMA sampai sekarang masih peduli kepadaku bahkan aku yakin dia selalu menyelipkan namaku diantara doanya, walaupun kini jarak yang memisahkan dan komunikasi yang terbatas, kami masih saling berbalas SMS, ya sesuatu yang sudah mulai di tinggalkan manusia zaman sekarang, dimana gawai sudah berbasis sistem operasi namun temanku memilih memakai gawai yang jadul, bukan tak mampu membeli atau tidak melek teknologi sepertinya dia juga sengaja menjauhi hal yang menurutnya kurang bermanfaat apalagi hubungan orangtuanya tercerai berai di usia yang tak lagi muda akibat penyalahgunaan gawai yang konon katanya sudah canggih dan memudahkan komunikasi.

Sedih mendengar kisah pilu temanku yang orangtuanya sudah bercerai, namun dia tidak banyak berkeluh kesah, dia juga maklum akan keadaan dan tidak menyalahkan kedua orangtuanya karena dia juga sudah berkeluarga, kini dia fokus untuk membahagiakan ibunya sekarang, luar biasa bukan, begitulah orang dewasa, berbeda jika anak-anak yang mengalami hal serupa kedua orangtuanya bercerai, kemungkinan sang anak tidak dapat menerima dan berakhir dengan mendapati luka yang tak kunjung usai.

Semoga sahabatku selalu dilimpahi keberkahan dalam hidupnya, semoga kami cepat bertemu kembali, sahabat sepertimu tak akan kulepaskan, apalagi sahabatku ikut andil dalam prosesku mendapat hidayah, sahabat dunia akhirat, semoga saja. Aamiin

Ternyata memang benar punya satu teman yang mengajak kepada kebaikan lebih baik daripada punya banyak teman yang suka traktir, bercanda haha hehe tapi membuatku lupa pada akhirat.

"Gawai mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimaksih telah berkunjung