Jumat, 12 Mei 2017

Kecanduan Anak pada Gadget

Kalau ayah biasanya kasih sayangnya lebih kepada memberi kebebasan pada anak di banding ibu yang lebih cenderung melindungi, biasanya ayah ini kurang bisa mengajak anak kecil main dan lebih suka melihat anak tanpa rewel dan tangisan, jadilah sang ayah mengalihkan perhatian anak dengan memberi banyak mainan kepada anak salah satunya adalah meminjamkan Gadget, Sudah bisa di tebak kan, siapa yang lebih sering membelikan mainan untuk anak, terutama mainan yang mahal ? Hehe.. ini karena sang ibu ngiri jarang di beliin hadiah

Kalau saya sebagai ibu berusaha untuk tidak meminjamkan Gadget pada anak, walaupun Hp saya sudah termasuk canggih saya tidak menginstal aplikasi Game, sehingga jarang rebutan Hp sama anak, walaupun saya juga sebenarnya penggemar Games dan ini juga sebagai pembiasaan diri agar tidak jadi phubbers (orang yang gila Gadget sehingga mengabaikan orang yang ada disekitarnya).

Dulu Ardaffa pernah kecanduan Game di hp sekitar umur 3th selama beberapa bulan, sebenarnya saya kurang setuju jika Ardaffa main Hp, tapi sebenarnya kecanduan anak pada Gadget merupakan salah orang tua. Kalau dulu ayahnya sering meminjamkan Hp-nya dan mengajarkan Ardaffa main Game dan nonton Youtube dan saya pun membiarkannya, apa yang terjadi selanjutnya, anak jadi rewel karena selalu ingin main Game atau nonton Youtube setiap ayah pulang kerja dan kalau sudah pegang Hp, berjam-jam tuh main Game, susah di atur, sering tidur tengah malam, bahkan di panggil namanya pun, dia tidak nengok dan ketika jalan-jalan keluar, maunya main game, jadi tidak bisa menikmati kebersamaan walaupun lagi makan di satu meja.

Jujur saya sudah kesal dan beberapa kali mengingatkan suami akan bahaya Hp namun seringkali di cuekkin, pada akhirnya suami mungkin juga kesal karena selalu rebutan HP sama anak dan berencana membelikan tablet untuk Ardaffa, namun saya tolak dan memberi saran agar semua Game di hapus.

Hore... Semua Game nya sudah di hapus, ketika Ardaffa meminjam Hp ayah, dia cuma bertanya-tanya Game-nya mana, untuk mengurangi kekesalannya saya instal satu game di Hp saya dan mengijinkannya bermain game, setelah itu ya Ardaffa sering main Game di Hp saya dan lama-lama dia bosan main, karena cuma ada Satu game saja nah saat itu saya hapus Game-nya, walaupun sesekali dia bertanya kemana Gamenya, sekarang Ardaffa sudah lupa dengan Game di Hp, dan tidak pernah rewel ingin main Hp.

Begitulah kalau ada niat di hati para orangtua untuk menghentikan kebiasaan anak harus ada tindakan, jangan melakukan pembiaran agar nantinya tidak menyesal di kemudian hari, walaupun sekarang Gadget merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua usia mulai dari bayi sampai usia lanjut namun saya berusaha menunda waktu sampai anak bisa bijak menggunakan perangkat tersebut, karena waktu terlalu berharga kalau dihabiskan dengan main Gadget, ada banyak hal seru untuk dilakukan bersama. 

Perjuangan untuk menjauhkan anak dari Gadget tidak sampai di situ, seringkali timbul masalah lain ketika Ardaffa bermain dengan sodara sepupu yang seumuran dengannya, ketika bermain bukannya main bersama, sepupunya malah asyik main Hp ibunya, pada mulanya Ardaffa hanya memperhatikan Game yang dimainkan namun lama-lama Ardaffa mulai merajuk dan ingin meminjam Hp sepupunya... Harus ekstra sabar pemirsa.... Setelah sepupunya pulang sikap Ardaffa biasa lagi, tak tertarik dengan Hp dan bermain seperti biasanya...

Berdasarkan pengalaman, inilah perkembangan perilaku pada Ardaffa yang sekarang tanpa Gadget :

  1. Main sendiri dengan mainannya,
  2. Tidak rewel,
  3. Bawel,
  4. Kemampuan bicara meningkat, sering ngajak ngobrol saya atau ayahnya,
  5. Banyak bertanya, selalu ingin tahu apa yang dilakukan saya,
  6. Mengajak saya bermain bersama (ngajak main mobil-mobilan,
  7. Marah ketika saya terlalu asyik main HP dan Ardaffa pun menyuruh untuk menyimpan HP yang saya pegang,
  8. Lebih peka dengan keadaan di sekitarnya,
  9. Nafsu makan meningkat,
  10. Tidur di awal waktu.
Perjuangan masih panjang, terimakasih suamiku yang telahendukung.

Sebetulnya seorang ibu tidak keberatan jika harus terus menemani anak bermain bersama atau membersamainya sepanjang waktu tanpa jeda, tapi untuk perkembangan anak ada baiknya ayah juga ikut berperan serta, bukan hanya sekedar memberi kebutuhan primer dan sekunder anak, tapi kebutuhan rohani sang anak. Bisa jadi juga sebalikna hal ini dilakukan oleh ibu yang bekerja di luar atau ibu yang punya bisnis online pasti sering pegang gadgetnya daripada anaknya, atau jangan-jangan juga lebih sering pegang gadget daripada pasangannya... 

Apa susahnya ketika sepulang kerja, simpan dulu Gadgetnya, rehat sejenak dari sosial media, stop dulu baca berita mengenai politik, apa tak pusing nonton politik di tv sambil baca berita politik di internet. 

Lebih baik mengajak anak ngobrol ringan, bertanya tentang kegiatan anak sepanjang hari, membangun kepercayaan diri anak dan tak mendiamkannya kan kasian, sedari ayah atau ibu berangkat kerja anak ini nanya terus mana ayah, mana ibu, ko belum pulang, tapi setelah ayah atau ibu pulang justru si anak berbalik cuek, yang tadinya di siang bersama ibunya atau neneknya bawel, banyak nanya, ketika bersama ayah atau ibu menjadi pendiam.

Jelas ini anak merasa ada jarak dengan ayah atau ibunya, merasa sungkan dan malu, tapi kalau minta jajan tidak malu, penyelesaiannya bagaimana, ya orang tuanya yang harus merubah sikapnya terhadap anak, jangan sampai anaknya keburu gede baru nyadar.

Gadget memang benda mati, tanpa ada pengendalian diri bisa jadi kita yang dikendalikan oleh benda tersebut. 



2 komentar:

  1. Anak sayapun udah kecanduan game kak. Dari awal saya tdk setuju kl anak saya dibeliin ipad. Eeeh atas nama kasian krn temennya punya semua, suami beliin juga. PR besar buat saya biar anak gak kcanduan game.

    BalasHapus

Terimaksih telah berkunjung