Jumat, 13 Juli 2018

CANTING VS BUD

Keduanya merupakan novel terbitan KMO, yang satu sudah best seller yang satu lagi calon best seller, kenapa??? Simak baik-baik dibawah ini ya.

Sudah tahu kan yang best seller adalah novel BUD (bidadari untuk dewa)

Oke, kita langsung bahas saja ya persamaan kece yang bikin kenapa novel Bidadari Untuk Dewa meledak dan in syaa Allah novel Canting juga akan meledak seperti pendahulunya.
Ada beberapa hal yang membuat novel Canting ini kemungkinan bakal dicari banyak orang. Kita bahas ya:

Bidadari Untuk Dewa yang diambil dari kisah nyata sahabat baik sekaligus partner bisnis saya, kang mas Dewa Eka Prayoga juga nggak kalah kerennya.

Karakter Dewa dan Haura bikin gemes. Apalagi pas di bab Adam's Apple. Hahaha... sisi "kelelakiannya" muncul, dan Haura, ah gadis ajaib yang tanpanya mungkin Dewa bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. #kaborrrr

Bagaimana dengan alur ceritanya? Ini yang bener-bener keren. Dari awal sampai akhir, banyak banget cerita yang bikin baper, semangat, adem, kocak, inspirasi tingkat tinggi. 

Di novel ini kita belajar bisnis, belajar berumah tangga, belajar ngadepin mertua, belajar ngadepin investor yang nggak mau tahu masalahnya (cuma pengen duit balik aja) dan nasib serta sikap lainnya yang bikin energi terenyuh datang. 
***

Lalu gimana dengan Canting. Jujur, pada awalnya saya nggak tahu Canting ini apa. Pas diskusi di salah satu grup, saya penasaran. Setelah penasaran, kok ya malah buka-buka FB penulisnya, setelah cek, lha, ternyata baru part 4. Oke, saya baca dari part 1. Dan hasilnya "nyebelin" karena penasaran terus menerus. Mau ngetik, cek dulu ah, kali aja ada tulisan asyik. Dan beneran di awal-awal mba Mimi hampir tiap hari lempar tulisan. Dan saya, hampir tiap hari saya kepo ke tulisannya. Salah apa saya sampe nggak mau berhenti  nungguin.. hehe

Oke, sampe disini saya yakin pembaca sekalian, belum dapat poin pentingnya..
Sengajaaaa... hahaha....

Mari kita bahas dari persamaan ketiga novel tersebut.

1. Sarat Nilai Budaya
Sadar atau nggak, novel-novel best seller salah satu triknya selalu menggali dari sisi budaya. 
Coba lihat ini:
  • Bidadari untuk Dewa kental sama budaya Yunani.
  • Canting kental sama budaya Jawa.
"Ah ini mah kebetulan saja kang?" Yakin? Oke, kita tambah.
  • Negeri 5 Menara kental sama budaya Minang.
  • Laskar Pelangi kental sama budaya Belitung.
  • Hafalan Salat Delisa nya Tere Liye budaya Minang juga.
Perlu disebutkan lagi? Puanjaaanngg rek..

2. Dua Lelaki Keren Dewa dan Hadi
Hahaha... dua-duanya tokoh nyolot yang ingin dapetin pasangan hidupnya. Dewa nyolot kepengen ngejar Haura yang sederhana, orang "kampung" namun punya karakter.
Hadi, ia suka dengan Sekar yang juga gadis kampung dan malah anak seorang rewang di keluarga besar Hadi.
Intrik kedua novel ini menurut saya cakep banget. Telenovela kalah, Sinetron apalagi..
  • Sama-sama ngejar wanita pujaannya.
  • Sama-sama memiliki perjuangan yang kece badai.
  • Ketika mereka menyatu menjadi pasangan, maka mereka sama-sama menguatkan.
Buat yang udah berumah tangga, dua novel ini kayaknya wajib punya. Serius nih. bukan karena dua novel ini terbit di KMO Indonesia semua ya..

Gimana buat yang belum nikah? Ya nikah gih..
Nggak ada hubungannya udah nikah apa belum. Toh saya juga masih suka baca Komik, nonton Doraemon yang dari dulu saya kelas 5 SD Nobita juga kelas 5 SD. Dan sekarang saya sudah punya anak 2, Nobita malah sampe sekarang masih kelas lima saja.

Kuncinya:
  • kalau pecinta fiksi, pasti dia bakal kejar tuh buku.
  • Kalau pecinta ilmu, bodo amat beda genre atau nggaknya, suka ya sikat.
  • kalau fans berat mba Fissilmi Hamidah, buku apa saja yang ditulis sama beliau, pasti dibeli. Hahaha.

3. Ilmu Rumah Tangga, Ilmu Bisnis dan Ilmu Hidup berceceran di Dua Novel Ini
Yup, tercecer, berantakan nggak karuan..


  • Di BUD setiap bab ada filosofi Yunani dibarengi dengan filosofi Islami. Di Canting ada Filosofi Jawa yang juga sarat nilai Islami.
  • Di BUD, ilmu ngebangun rumah tangga jadi inspirasi pembacanya. Di Canting, Anda dihamparkan dengan kesejukan Hadi dalam membimbing
  • Di BUD, ilmu ikhlas tersaji dan apik banget dimainkan sama mba Asma, kayak air bah. Di Canting ilmu ikhlas juga bikin saya kayak makan permen Super Zuper yang akhir-akhir ini muncul lagi iklannya..

"Yah, kang jangan spoiler dong!" Hahaha tenang, saya cuma bahas garis besarnya aja.
Kesamaan antara Dewa dan Hadi, plus Haura dan Sekar bukan berarti ngebuka cerita. Justru cerita kedua pasangan itu jauh berbeda. 

Kalau baca dua-duanya, bakal ngerti deh gimana cerita kedua novel ini berbeda tapi sama-sama keren. Sukaaaaa

"Lalu mana yang bagus antara Mba Asma Nadia dan Mba Fissilmi Hamidah kang?" Jelas nggak bisa dibandingin lah. Mereka punya ciri khas masing-masing. 

Mba Asma apalagi yang udah malang melintang di dunia sastra sejak beliau masih bocah. Puluhan bahkan ratusan karya beliau. Kerennya, kebanyakan yang ditulis mba Asma best seller.

Mba Fissilmi? Saya yakin akan ngikut jejaknya mba Asma Nadia. Jadi novelis kece dengan puluhan bahkan ratusan karya.

Oke deh. Itu ya.

Untuk pembelian Novel Canting atau BUD bisa langsung ke




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimaksih telah berkunjung